Oleh: Yatno
Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat, pengetahuan seluk-beluk dan pergeseran arti kata, serta bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Dalam semantik ada relasi makna. Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata, frase, klausa atau kalimat dengan kata, frase, klausa, atau kalimat lainnya. Hubungan tersebut berbentuk sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, dan hiponim.
Ada sub-sub kelas antonimi penting bersama-sama
kelas yang umum contohnya,
Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat, pengetahuan seluk-beluk dan pergeseran arti kata, serta bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Dalam semantik ada relasi makna. Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata, frase, klausa atau kalimat dengan kata, frase, klausa, atau kalimat lainnya. Hubungan tersebut berbentuk sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, dan hiponim.
Kata antonim lazim disebut lawan
kata. Antonim adalah ungkapan yang biasanya berupa kata, tetapi dapat juga
berupa frase atau kalimat yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain.
Antonim juga disebut dengan istilah oposisi makna. Pada tulisan ini akan
diuraikan tentang relasi makna antonim.
Antonymy
This is the relationship of
‘oppositeness of meaning’. There are several kinds of antonyms. Some of the
most important types are gradable antonyms; nongradable antonyms (also called
complementary terms); and converse terms. (Crystal, 1987: 105)
Menurut pendapat Subroto (2011),
antonimi adalah relasi antar dua s`tuan lingual (terutama kata) atau lebih yang
bersifat berlawanan (tinggi dan rendah; pria dan wanita; jantan dan betina, dsb.).
Dinyatakan oleh Hurford dan Heasley dalam Subroto (2011: 69) bahwa penyebutan
itu terlalu simple, kurang sesuai dengan kenyataan bahwa apa yang disebut
keberlawanan arti sebenarnya cukup beragam atau cukup kompleks.
In traditional terminology,
antonyms are words which are opposite in meaning. It is useful, however, to
identify several different types of relationship under a more general label of
opposition. There are a number of relations which seem to involve words which
are at the same time related in meaning yet incompatible or contrasting. Some
of them are simple antonyms (also called complementary pairs or binary pairs); gradable
antonyms; reverse terms; converse terms; and taxonomic sisters. (Saeed, 1997:
66)
Contoh:
Complete
dan incomplete
Married
dan single
Male
dan female
If John
isn’t single, she must be married.
Dan
sebaliknya, if John isn’t married he must
be single.
Sementara,
sebagai seorang duda/janda berimplikasi sudah pernah dinikahi: disebut single
atau remarried. (Cowie, 2009: 38)
Black/ white
mutlak ‘clear-cut’: permainan catur yang membagikan buah catur kepada dua
bagian utamanya, black dan white.
Dibandingkan
dengan waktu-waktu meminum kopi dengan susu:
I’d like mine a little more white.
or... I like mine almost black.
Ia menyatakan derajat pada blackness ataupun whiteness di satu skala, dan yang mutlak antonimi. Setiap kata black dan white,
masing-masing mempunyai dua arti; satu terlibat pada gradabilitas dan satu lagi
tidak, sementara polisemi ikut terlibat (yaitu dua atau lebih bentuk kata yang
beda tetapi punyai banyak arti dan relasi pada kata tersebut.) (p:125)
Contoh dari satu jenis antonimi
tersebut yang tidak mempunyai sifat menengah atau di antara tetapi pasangan
kata yang bersifat kontradiktori (atau komplementari)
yaitu kata single bermakna not married. Ia tidak memungkinkan
mempunyai ekspresi yang (seperti very
male, quite married, dll. melainkan diucapkan ketika bercanda) (Crystal,
1987: 105). Jannedy dkk (1991: 220) mengambarkan relasi tersebut dengan antonimus
A dan B seperti berikut:
A B
Sementara dua kata berlawanan
yang berskala temperatur, ukuran, ketinggian dll. dikenal sebagai pasangan
gradable (atau skala antonimi) tidak seperti pada kasus married dan single.
Pasangan gradable tersebut memungkinkan tidak berlawanan antar kedua kata hot dan cold. Crystal
(1987: 105) menyatakan ia memungkinkan ekspresi yang cenderungan pada (very
big, quite small, dll.)
Contoh:
Hot dan cold
Big
dan small
Tall
dan short
Good
dan bad
Antonimus ini tidak mewakili
bentuk kontradiksi tetapi mempunyai relasi-relasi yang kontra seperti yang
diilustrasikan oleh Jennedy dalam gambar berikut:
A B
Dari pengertian
antonimi yang mutlak kepada yang terbatas. Ada dua ‘gradable adj.’ mutlak yaitu bentuk comparative dan
superlative.’(Cowie, 2009: 38)
Gradable
Adj. Comparative Superlative
Long/ short longer longest
Fast/ slow faster fastest
Precise/imprecise more
precise most precise
Menurut Cowie, the actual lenght,
speed, degree of precision, and so on, will vary from one type of object or
event to another (2009: 38), panjang yang sebenarnya,
kecepatan, ketepatan tingkat derajat, dan seterusnya, akan berubah-ubah dari
satu jenis objek atau peristiwa kepada yang lain.
Contoh: A long pencil may be
rather short in absolute terms. A short conflict, rather long.
-
Sebatang pensil yang
panjang mungkin agak pendek menurut absolut terminologi. Suatu konflik yang
sebenarnya, mungkin panjang.
Antonimus
Adj. Dikenal dengan ‘moving’ bergerak ke arah yang berlawanan skala yaitu dengan
kata very, fairly, dll.
Contoh: Very fast fairly fast____fairly slow very slow
- Polar
Antonimi - yang berkaiatan dengan ketepatan ukuran ‘exact measurement’.
High: The wall is six feet high. ... *The
wall is three feet low.
(dibanding) The
wall is six feet in height.
Tall/short:
Bill is six feet tall. ... *Bill is four feet short.
- Non
Polar – yaitu kedua-dua adj. tidak akan bersesuaian dengan ketepatan
ukuran.
Fat/ thin: *Fred is sixteen stone fat.
*Fred
is twelve stone thin.
- Polar
Adj. (?how) – bagaimana pola adj. berfungsi dalam pertanyaan-pertanyaan
yang menggunakan ‘how’.
Old/
young:A. How old is she?... (menekankan ketuaan seseorang )
B.
What is her age? ..(mempunyai arti yang sama seperti A)
C. How young is she? ... (implikasinya dia masih muda, dan mengklasifikasikan apa yang telah dia capai dalam hidupnya)
Ada jenis antonimi lain juga seperti dengan pasangan kata-kata over dan under, doctor dan patient, dan juga kata stop dan go. Pasangan ini dikenal sebagai relasional yang berlawanan karena
menunjukkan adanya relasi seimbang (symmetrical). Menurut Crystal (1987: 105),
ia mempunyai dua arah yang berlawanan (paradok) yaitu saling ketergantungan
antar satu dengan yang lain ‘converse
terms’, seperti juga dengan kata buy
dan sale, parent dan child; yaitu
satu berasosiasi (presupposes) kepada yang lain.
- Contoh
Binary contrasts : Converses
John is Mary’s
husband.
Mary is John’s wife.
Fred is Jone’s uncle.
Jane is Fred’s niece.
Dua Partisipan Noun: terdiri dari
(John dan Mary; Fred dan Jane.)
Dua Converses: (husband dan wife;
uncle dan niece), yang mempunyai hubungan pribadi dan kekeluargaan.
- Reciprocal
social roles
Contoh:
doctor/patient; lawyer/client;
tutur/student.
Mary is Emma’s doctor.
Emma is Mary’s patient.
- Markedness
(social roles)
Contoh
(a) : doctor/patient
Q. What do
you do?
A. I’m a
doctor.
Dibandingkan: Q. What do you do?
A.*I’m a patient.
Contoh
(b) : tutor/student
Q. What do
yo do?
A. I’m a
student.
Dalam pengartian rasional, dokter
melaksanakan kerja profesionalnya berinteraksi lebih dari sekadar dengan
pasien-pasiennya. Maka itu ia tidak dapat dimarkah ‘unmarked’. Sedangkan,
secara logika, pasien adalah seseorang yang menerima konsultasi dan ditangani
oleh dokter, dan ia dapat dimarkah ‘marked’. Disini dokter mempunyai status
profesional dan wajarlah diterima bentuk pertanyaan dan jawabannya. Pada contoh
2, student mempunyai status independen, relasinya kepada tutor.
Diskusi
Hampir semua para ahli languistiks
terutama pada bidang semantik; Cowie, Saeed, Crysal, O’Grady, Subroto, Lyons,
dll. sependapat bahwa antonimi adalah kata-kata yang dimaksudkan mempunyai arti
berlawanan yang tidak sedikit jenisnya dari yang antonimi sejati kepada
antonimi yang tidak mutlak pertentangannya.
Istilah yang umum dipakai untuk
menyatakan butir leksikal yang maknanya bertentangan ialah antonimi, lawan makna. Tetapi istilah ini tidak
begitu membantu karena banyak cara di mana butir – butir leksikal itu bisa
berada dalam posisi lawan satu sama lain. Dengan menggunakan satu ukuran
tertentu, man berlawanan dengan woman, tetapi dengan ukuran lain, bukan
berlawanan dengan woman, melainkan
dengan boy. (Wahab, 1995: 72)
Pertama ada kasus pertentangan
dua arah (binary opposition, yaitu antonim sejati
( true antonyms). Makna butir
‘hidup’ leksikal bertentangan dengan butir leksikal ‘mati’; makna butir
leksikal ‘menikah’ bertentangan sejati dengan makna ‘membujang’. Pada masing
–masing kasus ini, hanya ada dua istilah dalam rumpun yang bertentangan itu,
satu berlawanan dengan yang lain.
Namun banyak kasus di mana ada
lebih dari satu butir dalam rumpun butir –butir leksikal, yang maknanya tidak
padu. Contoh yang paling terkenal ialah rumpun istilah warna. Makna biru tidak
padu dengan makna merah, tetapi juga tidak padu dengan makna kuning, coklat,
hijau, dsb. Rumpun istilah warna tidak terbatas pada dua anggota yang maknanya
bertentangan, tetapi mempunyai banyak anggota, masing –masing bertentangan satu
sama lain.
Satu contoh jenis ini ialah
kelompok – kelompok benda yang berjenis – jenis: kamar makan, kamar tamu, kamar
tidur, dapur, kamar mandi; ada lagi besi perunggu, tembaga, timah; panci bergagang,
wajan, begitu pula gelas, cangkir, muk. Ini adalah contoh-contoh taksonomi
ganda, Rumpun butir-butir yang berisi lebih dari dua anggota, masing-masing
dengan persamaan, masing-masing dengan perbedaan-perbedaannya.
Jenis ketakpaduan yang agak
berbeda dapat diambil contohnya dari pasangan butir leksikal ‘panas’ dan
‘dingin’, muda dan tua, besar dan kecil, sebab walaupun antonimi berupa lawan
satu sama lain, contoh-contoh ini berbeda dari apa yang telah dinamakan antonim
sejak tadi. Tidak sama dengan pertentangan sejati, pertentangan jenis terakhir
ini tidak berkaitan dengan pertentangan ciri secara mutlak melainkan berdasar
derajad.
Antonimi yang berderajad ini
tidak ada dalam posisi pertentangan dua arah. Mungkin ada serumpun butir-butir
leksikal, semuanya saling terpisah, semuanya berderajad, menunjukkan
titik-titik yang berbeda di sepanjang skala sesuai dengan derajad perbedaannya
itu. Misalnya, ‘panas’ dan ‘dingin’ bukanlah satu-satunya anggota dari rumpun
kata yang dipergunakan untuk menggambarkan temperatur. Masih ada lagi istilah
‘hangat’, ‘suam-suam kuku’, yang maknanya menunjukkan, skala temperatur yang
berbeda.
Aspek tafsir yang mencolok dari
antonimi berderajad ini ialah bahwa antonimi tidak hanya berderajad tetapi
bahwa mereka diderajadkan terhadap norma-norma yang berbeda sesuai dengan
butir-butir yang sedang dibahas. Misalnya, temperatur yang diperlukan untuk
menggambarkan sebuah kolam renang yang panas tidak sama dengan temperatur yang
dipakai untuk menggambarkan panasnya minuman; dinginnya es krim tidak sama
dengan dinginnya air mandi.
Dan mengambil contoh istilah
derajad tua, tuanya manusia tidak sama dengan tuanya anjing, dan keduanya tidak
sama pula dengan tuanya buah-buahan. Tambahan lagi, bahkan dengan ungkapan
tunggal pun, tafsirnya tidak konstan, tetapi bias bervariasi menurut variasi
norma yang berlaku. Jadi misalnya tidak ada rentangan tahun yang pasti untuk
buku bisa dikatakan tua. Jika kita mengacu pada satu rumpun baku dengan ukuran sejarah, sebuah buku harus
berumur, katakanlah, seratus tahun baru bisa digambarkan dengan istilah tua,
walaupun umurnya hanya dua tahun.
Sifat yang penting dari antonimi
berderajad ini ialah bahwa antonimi secara tersirat merupakan istilah-istilah
berbanding, panas lebih tinggi skala temperaturnya dibandingkan dengan norma
yang berlaku, dingin lebih rendah, skala apapun yang dipakai; dan ini
bervariasi sesuai dengan objek yang digambarkan dan sesuai dengan norma yang
dipakai untuk menggambarkan objek yang dimaksud. Sama halnya tua lebih tinggi
skala umurnya dari norma yang berlaku untuk objek yang dimaksud, muda lebih
rendah skala umurnya. Karena alasan inilah kita bisa mengatakan bahwa seekor
gajah kecil adalah binatang yang besar tidak mengandung pertentangan, tidak
sama halnya dengan seekor gajah jantan adalah binatang betina yang mengandung
pertentangan sejati, karena jantan dan betina bukanlah istilah yang berderajad.
Jenis ketakpaduan yang terakhir
yang dapat kita pisahkan ialah pertentangan yang ditunjukkan oleh
pasangan-pasangan butir leksikal seperti ‘membeli’ dan ‘menjual’, ‘atas’ dan
‘bawah’. Pasangan semacam itu disebut pasangan pertentangan timbal balik (
Lyons dalam Wahab 1995: 73) karena pasangan- pasangan itu menunjukkan
pertentangan timbal balik antara obyek-obyek yang berkaitan. Jika misalnya objek
A ada di atas objek lain B, maka objek B ada di bawah objek A; jika seseorang A
menjual sesuatu kepada seseorang B, maka seseorang B membeli sesuatu dari objek
A.
Sepasang butir leksikal membentuk
pasangan yang bertentangan timbal balik jika untuk dua butir x dan y, ada
hubungan kalimat sebagai berikut: AxB menyiratkan ByA, dan AyB menyiratkan BxA.
Definisi ini mencakup pasangan-pasangan butir-butir leksikal yang berderajad
sebagai pasangan yang bertentangan timbal balik, dan di sini ada satu kesejajaran.
Hari ini lebih panas dari hari kemarin menyiratkan hari kemarin lebih sejuk
dari hari ini. Namun istilah-istilah yang telah dipisahkan sebagai
pasangan-pasangan yang bertentangan timbal balik itu sendiri tidak berderajad.
Banyak contoh-contoh pasangan pertentangan timbal balik dijumpai di antara
hubungan-hubungan kekerabatan. Makna kekerabatan anak dan butir leksikal orang
tua membentuk pasangan pertentangan timbal balik karena A anak B menyiratkan
bahwa B orang tua A. Begitu pula istri dan suami.
Dengan memisahkan dua jenis hubungan
yang penting ini, hiponim dan lawannya, kita dapat mengurai sifat hubungan
antara jaringan butir-butir leksikal yang luas. Karena butir-butir leksikal
tidak hanya berada dalam satu hubungan dengan butir leksikal yang lain, tetapi
masing-masing berada dalam hubungan dengan banyak butir lainnya. Misalnya,
istri sekaligus berada dalam hubungan pertentangan timbal balik dengan suami,
hubungan terpisah dengan perawan, merupakan hiponim dari wanita. Wanita itu
sendiri mempunyai hiponim lainnya, bidan dan sinden, tetapi wanita itu sendiri
merupakan hiponim dari dewasa. Butir leksikal dewasa berlawanan dengan anak,
dan merupakan hiponim dari manusia. Jika satu kata bermakna ganda dan berkaitan
dengan lebih dari satu butir leksikal, maka butir-butir leksikal yang berbeda
itu akan ada pada hubungan yang berbeda dengan butir-butir leksikal yang lain.
Anak merupakan contoh yang baik:
butir leksikal ini dapat digunakan dengan satu makna yang berlawanan dengan
dewasa (sebutlah anak1), atau dengan makna yang berlawanan dengan orang tua
(sebutlah anak2) yang mempunyai perlawanan makna timbal balik. Hanya makna yang
kedua yang menyangkut istilah kekerabatan. Jadi anak1 bertentangan dengan
dewasa dan orang tua, tetapi berisikan hiponim balita, anak laki-laki dan bayi.
Anak2 berlawanan dengan dewasa, tetapi tidak timbal balik seperti
pertentangannya dengan orang tua. Semua butir-butir yang saling hubungan ini
dapat dikatakan membentuk jaringan-jaringan hubungan, atau medan leksikal.
Daftar pustaka:
Abdul Wahab.
1995. Teori Semantik. Surabaya : Airlangga
University Press.
Cowie, A. P.
2009. Semantics. Oxford :
Oxford University Press.
Crystal,
David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. New York : Cambridge
University Press.
Edi Subroto, D. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.
Jannedy, S., et.
al. . 1994. Language Files: Materials for
an Introduction to Language & Linguistics. Ohio :
Ohio State University
Press.
O’grady, W.,
and Dobrovolsky, M. 1989. Contemporary
Linguistics an Introduction. New
York : St.Martin Press.
Saeed, John
I. 1997. Semantic. Oxford : Blackwell