Entri Populer

Kamis, 10 Mei 2012

ANTONIM

Oleh: Yatno
Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat, pengetahuan seluk-beluk dan pergeseran arti kata, serta bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Dalam semantik ada relasi makna. Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata, frase, klausa atau kalimat dengan kata, frase, klausa, atau kalimat lainnya. Hubungan tersebut berbentuk sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, dan hiponim.

Kata antonim lazim disebut lawan kata. Antonim adalah ungkapan yang biasanya berupa kata, tetapi dapat juga berupa frase atau kalimat yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. Antonim juga disebut dengan istilah oposisi makna. Pada tulisan ini akan diuraikan tentang relasi makna antonim.

Antonymy
This is the relationship of ‘oppositeness of meaning’. There are several kinds of antonyms. Some of the most important types are gradable antonyms; nongradable antonyms (also called complementary terms); and converse terms. (Crystal, 1987: 105)

Menurut pendapat Subroto (2011), antonimi adalah relasi antar dua s`tuan lingual (terutama kata) atau lebih yang bersifat berlawanan (tinggi dan rendah; pria dan wanita; jantan dan betina, dsb.). Dinyatakan oleh Hurford dan Heasley dalam Subroto (2011: 69) bahwa penyebutan itu terlalu simple, kurang sesuai dengan kenyataan bahwa apa yang disebut keberlawanan arti sebenarnya cukup beragam atau cukup kompleks.

In traditional terminology, antonyms are words which are opposite in meaning. It is useful, however, to identify several different types of relationship under a more general label of opposition. There are a number of relations which seem to involve words which are at the same time related in meaning yet incompatible or contrasting. Some of them are simple antonyms (also called complementary pairs or binary pairs); gradable antonyms; reverse terms; converse terms; and taxonomic sisters. (Saeed, 1997: 66)

Contoh:
            Complete dan incomplete
            Married dan single
            Male dan female

 If John isn’t single, she must be married.
Dan sebaliknya, if John isn’t married he must be single.
Sementara, sebagai seorang duda/janda berimplikasi sudah pernah dinikahi:  disebut single atau remarried. (Cowie, 2009: 38)

Black/ white mutlak ‘clear-cut’: permainan catur yang membagikan buah catur kepada dua bagian utamanya, black dan white.

Dibandingkan dengan waktu-waktu meminum kopi dengan susu:
                        I’d like mine a little more white.
            or...      I like mine almost black.

Ia menyatakan derajat pada blackness ataupun whiteness di satu skala, dan yang mutlak  antonimi. Setiap kata black dan white, masing-masing mempunyai dua arti; satu terlibat pada gradabilitas dan satu lagi tidak, sementara polisemi ikut terlibat (yaitu dua atau lebih bentuk kata yang beda tetapi punyai banyak arti dan relasi pada kata tersebut.) (p:125)      

Contoh dari satu jenis antonimi tersebut yang tidak mempunyai sifat menengah atau di antara tetapi pasangan kata yang bersifat kontradiktori (atau komplementari) yaitu kata single bermakna not married. Ia tidak memungkinkan mempunyai ekspresi yang (seperti very male, quite married, dll. melainkan diucapkan ketika bercanda) (Crystal, 1987: 105). Jannedy dkk (1991: 220) mengambarkan relasi tersebut dengan antonimus A dan B seperti berikut:


                                                 A                     B




Sementara dua kata berlawanan yang berskala temperatur, ukuran, ketinggian dll. dikenal sebagai pasangan gradable (atau skala antonimi) tidak seperti pada kasus married dan single. Pasangan gradable tersebut memungkinkan tidak berlawanan antar kedua kata hot dan cold. Crystal (1987: 105) menyatakan ia memungkinkan ekspresi yang cenderungan pada (very big, quite small, dll.)  
            Contoh:
                        Hot dan cold
                        Big dan small
                        Tall dan short
                        Good dan bad   

Antonimus ini tidak mewakili bentuk kontradiksi tetapi mempunyai relasi-relasi yang kontra seperti yang diilustrasikan oleh Jennedy dalam gambar berikut:   
                   

                                           A                         B






Dari pengertian antonimi yang mutlak kepada yang terbatas. Ada dua ‘gradable adj.’  mutlak yaitu bentuk comparative dan superlative.’(Cowie, 2009: 38)

Gradable Adj.                   Comparative                   Superlative
   Long/ short                           longer                          longest
   Fast/ slow                             faster                           fastest
   Precise/imprecise                 more precise                most precise


Menurut Cowie, the actual lenght, speed, degree of precision, and so on, will vary from one type of object or event to another (2009: 38), panjang yang sebenarnya, kecepatan, ketepatan tingkat derajat, dan seterusnya, akan berubah-ubah dari satu jenis objek atau peristiwa kepada yang lain.

Contoh: A long pencil may be rather short in absolute terms. A short conflict, rather long.
-          Sebatang pensil yang panjang mungkin agak pendek menurut absolut terminologi. Suatu konflik yang sebenarnya, mungkin panjang.

Antonimus Adj. Dikenal dengan ‘moving’ bergerak ke arah yang berlawanan skala yaitu dengan kata very, fairly, dll.
            Contoh: Very fast         fairly fast____fairly slow            very slow
           
Ada sub-sub kelas antonimi penting bersama-sama kelas yang umum contohnya,

  1. Polar Antonimi - yang berkaiatan dengan ketepatan ukuran ‘exact measurement’.
                        High:    The wall is six feet high.  ...    *The wall is three feet low.
(dibanding)     The wall is six feet in height.
                Tall/short:    Bill is six feet tall.  ...              *Bill is four feet short.
           
  1. Non Polar – yaitu kedua-dua adj. tidak akan bersesuaian dengan ketepatan ukuran.
                  Fat/ thin:   *Fred is sixteen stone fat.
                                    *Fred is twelve stone thin.

  1. Polar Adj. (?how) – bagaimana pola adj. berfungsi dalam pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan ‘how’.
           Old/ young:A. How old is she?... (menekankan ketuaan seseorang )
                               B. What is her age? ..(mempunyai arti yang sama seperti A)
      C. How young is she? ...  (implikasinya dia masih muda, dan                                mengklasifikasikan apa yang telah                                dia capai dalam hidupnya)

Ada jenis antonimi lain juga seperti dengan pasangan kata-kata over dan under, doctor dan patient, dan juga kata stop dan go. Pasangan ini dikenal sebagai relasional yang berlawanan karena menunjukkan adanya relasi seimbang (symmetrical). Menurut Crystal (1987: 105), ia mempunyai dua arah yang berlawanan (paradok) yaitu saling ketergantungan antar satu dengan yang lain ‘converse terms’, seperti juga dengan kata buy dan sale, parent dan child; yaitu satu berasosiasi (presupposes) kepada yang lain.
  1. Contoh Binary contrasts : Converses
            John is Mary’s husband.
            Mary is John’s wife.
            Fred is Jone’s uncle.
            Jane is Fred’s niece.


Dua Partisipan Noun: terdiri dari (John dan Mary; Fred dan Jane.)
Dua Converses: (husband dan wife; uncle dan niece), yang mempunyai hubungan pribadi dan kekeluargaan.

  1. Reciprocal social roles
            Contoh: doctor/patient; lawyer/client; tutur/student.
                        Mary is Emma’s doctor.
                        Emma is Mary’s patient.

  1. Markedness (social roles)
            Contoh (a) : doctor/patient
                        Q. What do you do?
                        A. I’m a doctor.

   Dibandingkan:         Q. What do you do?
A.*I’m a patient.
                                                          
            Contoh (b) : tutor/student
                        Q. What do yo do?
                        A. I’m a student.

Dalam pengartian rasional, dokter melaksanakan kerja profesionalnya berinteraksi lebih dari sekadar dengan pasien-pasiennya. Maka itu ia tidak dapat dimarkah ‘unmarked’. Sedangkan, secara logika, pasien adalah seseorang yang menerima konsultasi dan ditangani oleh dokter, dan ia dapat dimarkah ‘marked’. Disini dokter mempunyai status profesional dan wajarlah diterima bentuk pertanyaan dan jawabannya. Pada contoh 2, student mempunyai status independen, relasinya kepada tutor.
           

Diskusi
Hampir semua para ahli languistiks terutama pada bidang semantik; Cowie, Saeed, Crysal, O’Grady, Subroto, Lyons, dll. sependapat bahwa antonimi adalah kata-kata yang dimaksudkan mempunyai arti berlawanan yang tidak sedikit jenisnya dari yang antonimi sejati kepada antonimi yang tidak mutlak pertentangannya.

Istilah yang umum dipakai untuk menyatakan butir leksikal yang maknanya bertentangan ialah antonimi, lawan makna. Tetapi istilah ini tidak begitu membantu karena banyak cara di mana butir – butir leksikal itu bisa berada dalam posisi lawan satu sama lain. Dengan menggunakan satu ukuran tertentu, man berlawanan dengan woman, tetapi dengan ukuran lain, bukan berlawanan dengan woman, melainkan dengan boy. (Wahab, 1995: 72)

Pertama ada kasus pertentangan dua arah (binary opposition, yaitu antonim sejati
( true antonyms). Makna butir ‘hidup’ leksikal bertentangan dengan butir leksikal ‘mati’; makna butir leksikal ‘menikah’ bertentangan sejati dengan makna ‘membujang’. Pada masing –masing kasus ini, hanya ada dua istilah dalam rumpun yang bertentangan itu, satu berlawanan dengan yang lain.

Namun banyak kasus di mana ada lebih dari satu butir dalam rumpun butir –butir leksikal, yang maknanya tidak padu. Contoh yang paling terkenal ialah rumpun istilah warna. Makna biru tidak padu dengan makna merah, tetapi juga tidak padu dengan makna kuning, coklat, hijau, dsb. Rumpun istilah warna tidak terbatas pada dua anggota yang maknanya bertentangan, tetapi mempunyai banyak anggota, masing –masing bertentangan satu sama lain.

Satu contoh jenis ini ialah kelompok – kelompok benda yang berjenis – jenis: kamar makan, kamar tamu, kamar tidur, dapur, kamar mandi; ada lagi besi perunggu, tembaga, timah; panci bergagang, wajan, begitu pula gelas, cangkir, muk. Ini adalah contoh-contoh taksonomi ganda, Rumpun butir-butir yang berisi lebih dari dua anggota, masing-masing dengan persamaan, masing-masing dengan perbedaan-perbedaannya.

Jenis ketakpaduan yang agak berbeda dapat diambil contohnya dari pasangan butir leksikal ‘panas’ dan ‘dingin’, muda dan tua, besar dan kecil, sebab walaupun antonimi berupa lawan satu sama lain, contoh-contoh ini berbeda dari apa yang telah dinamakan antonim sejak tadi. Tidak sama dengan pertentangan sejati, pertentangan jenis terakhir ini tidak berkaitan dengan pertentangan ciri secara mutlak melainkan berdasar derajad.

Antonimi yang berderajad ini tidak ada dalam posisi pertentangan dua arah. Mungkin ada serumpun butir-butir leksikal, semuanya saling terpisah, semuanya berderajad, menunjukkan titik-titik yang berbeda di sepanjang skala sesuai dengan derajad perbedaannya itu. Misalnya, ‘panas’ dan ‘dingin’ bukanlah satu-satunya anggota dari rumpun kata yang dipergunakan untuk menggambarkan temperatur. Masih ada lagi istilah ‘hangat’, ‘suam-suam kuku’, yang maknanya menunjukkan, skala temperatur yang berbeda.

Aspek tafsir yang mencolok dari antonimi berderajad ini ialah bahwa antonimi tidak hanya berderajad tetapi bahwa mereka diderajadkan terhadap norma-norma yang berbeda sesuai dengan butir-butir yang sedang dibahas. Misalnya, temperatur yang diperlukan untuk menggambarkan sebuah kolam renang yang panas tidak sama dengan temperatur yang dipakai untuk menggambarkan panasnya minuman; dinginnya es krim tidak sama dengan dinginnya air mandi.

Dan mengambil contoh istilah derajad tua, tuanya manusia tidak sama dengan tuanya anjing, dan keduanya tidak sama pula dengan tuanya buah-buahan. Tambahan lagi, bahkan dengan ungkapan tunggal pun, tafsirnya tidak konstan, tetapi bias bervariasi menurut variasi norma yang berlaku. Jadi misalnya tidak ada rentangan tahun yang pasti untuk buku bisa dikatakan tua. Jika kita mengacu pada satu rumpun baku dengan ukuran sejarah, sebuah buku harus berumur, katakanlah, seratus tahun baru bisa digambarkan dengan istilah tua, walaupun umurnya hanya dua tahun.

Sifat yang penting dari antonimi berderajad ini ialah bahwa antonimi secara tersirat merupakan istilah-istilah berbanding, panas lebih tinggi skala temperaturnya dibandingkan dengan norma yang berlaku, dingin lebih rendah, skala apapun yang dipakai; dan ini bervariasi sesuai dengan objek yang digambarkan dan sesuai dengan norma yang dipakai untuk menggambarkan objek yang dimaksud. Sama halnya tua lebih tinggi skala umurnya dari norma yang berlaku untuk objek yang dimaksud, muda lebih rendah skala umurnya. Karena alasan inilah kita bisa mengatakan bahwa seekor gajah kecil adalah binatang yang besar tidak mengandung pertentangan, tidak sama halnya dengan seekor gajah jantan adalah binatang betina yang mengandung pertentangan sejati, karena jantan dan betina bukanlah istilah yang berderajad.

Jenis ketakpaduan yang terakhir yang dapat kita pisahkan ialah pertentangan yang ditunjukkan oleh pasangan-pasangan butir leksikal seperti ‘membeli’ dan ‘menjual’, ‘atas’ dan ‘bawah’. Pasangan semacam itu disebut pasangan pertentangan timbal balik ( Lyons dalam Wahab 1995: 73) karena pasangan- pasangan itu menunjukkan pertentangan timbal balik antara obyek-obyek yang berkaitan. Jika misalnya objek A ada di atas objek lain B, maka objek B ada di bawah objek A; jika seseorang A menjual sesuatu kepada seseorang B, maka seseorang B membeli sesuatu dari objek A.

Sepasang butir leksikal membentuk pasangan yang bertentangan timbal balik jika untuk dua butir x dan y, ada hubungan kalimat sebagai berikut: AxB menyiratkan ByA, dan AyB menyiratkan BxA. Definisi ini mencakup pasangan-pasangan butir-butir leksikal yang berderajad sebagai pasangan yang bertentangan timbal balik, dan di sini ada satu kesejajaran. Hari ini lebih panas dari hari kemarin menyiratkan hari kemarin lebih sejuk dari hari ini. Namun istilah-istilah yang telah dipisahkan sebagai pasangan-pasangan yang bertentangan timbal balik itu sendiri tidak berderajad. Banyak contoh-contoh pasangan pertentangan timbal balik dijumpai di antara hubungan-hubungan kekerabatan. Makna kekerabatan anak dan butir leksikal orang tua membentuk pasangan pertentangan timbal balik karena A anak B menyiratkan bahwa B orang tua A. Begitu pula istri dan suami.

Dengan memisahkan dua jenis hubungan yang penting ini, hiponim dan lawannya, kita dapat mengurai sifat hubungan antara jaringan butir-butir leksikal yang luas. Karena butir-butir leksikal tidak hanya berada dalam satu hubungan dengan butir leksikal yang lain, tetapi masing-masing berada dalam hubungan dengan banyak butir lainnya. Misalnya, istri sekaligus berada dalam hubungan pertentangan timbal balik dengan suami, hubungan terpisah dengan perawan, merupakan hiponim dari wanita. Wanita itu sendiri mempunyai hiponim lainnya, bidan dan sinden, tetapi wanita itu sendiri merupakan hiponim dari dewasa. Butir leksikal dewasa berlawanan dengan anak, dan merupakan hiponim dari manusia. Jika satu kata bermakna ganda dan berkaitan dengan lebih dari satu butir leksikal, maka butir-butir leksikal yang berbeda itu akan ada pada hubungan yang berbeda dengan butir-butir leksikal yang lain.

Anak merupakan contoh yang baik: butir leksikal ini dapat digunakan dengan satu makna yang berlawanan dengan dewasa (sebutlah anak1), atau dengan makna yang berlawanan dengan orang tua (sebutlah anak2) yang mempunyai perlawanan makna timbal balik. Hanya makna yang kedua yang menyangkut istilah kekerabatan. Jadi anak1 bertentangan dengan dewasa dan orang tua, tetapi berisikan hiponim balita, anak laki-laki dan bayi. Anak2 berlawanan dengan dewasa, tetapi tidak timbal balik seperti pertentangannya dengan orang tua. Semua butir-butir yang saling hubungan ini dapat dikatakan membentuk jaringan-jaringan hubungan, atau medan leksikal.



Daftar pustaka:

Abdul Wahab. 1995. Teori Semantik. Surabaya: Airlangga University Press.

Cowie, A. P. 2009. Semantics. Oxford: Oxford University Press.

Crystal, David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. New York: Cambridge University Press.

Edi Subroto, D. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.

Jannedy, S., et. al. . 1994. Language Files: Materials for an Introduction to Language & Linguistics. Ohio: Ohio State University Press.

O’grady, W., and Dobrovolsky, M. 1989. Contemporary Linguistics an Introduction. New York: St.Martin Press.

Saeed, John I. 1997. Semantic. Oxford: Blackwell





  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar