Entri Populer

Sabtu, 24 September 2011

APAKAH ARTI KESABARAN ANDA?


Sabar atau kesabaran sebagai suatu kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dijalani. Kata sabar akan selalu berkaitan dengan adanya kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh seseorang. Selama menghadapi masa sulit lalu berusaha berusaha keluar dari masalah, itu merupakan sebuah proses kesabaran. Apakah kita orang yang sabar?

Apa pun yang dihadapi manusia akan memiliki makna sebagaimana manusia memahaminya. Semua manusia pasti pernah menghadapi masalah dan kesulitan. Kita harus selalu ingat bahwa “tiada ada suatu musibah (cobaan) pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah,”(At Taghaabun:11).
Jika aku merasa harus bersabar dalam menghadapi berbagai masalah di dunia ini maka bagaimanakah aku harus bersikap dan memandang masalah itu? Dalam kategori yang mana kesabaranku itu? Bagaimana dengan Anda memaknai kesabaran Anda sebagai suatu sikap?

Dalam agama, sabar memiliki dua dimensi. Pertama, sabar menghadapi cobaan atau baliyah dari Tuhan. Kedua, sabar meniti perjalanan lurus dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Ulama terkemuka Imam Junaid Al Baghdadi memberikan kriteria cobaan Allah dalam empat kategori.

(1) Adzab
Adzab yaitu cobaan Allah kepada hamba-Nya, baik perorangan, keluarga, maupun kemasyarakatan, disebabkan kesalahan hamba sendiri. Jadi, adzab adalah refleksi dari perbuatan atau pelanggaran, cerminan dosa yang diperbuat manusia itu sendiri. Jika itu sudah dijalani,berarti sudah impas dari sisi dunia, walau pun nanti di akhirat tetap dimintai pertanggungjawaban.

Cara menghadapinya dengan istighfar, pengakuan dosa, berhenti dari berbuat dosa, dan menyesal. Ini penting, karena tidak semua orang berhenti itu menyesali perbuatan dosanya. Selanjutnya, membenci perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Jika empat hal itu sudah dilakukan, ini namanya taubatannashuha.

(2) Imtihan atau ujian
Imtihan atau ujian, yaitu cobaan Allah yang diberikan justru karena orang itu benar untuk diuji kebenarannya dan diketahui apakah dia tetap konsisten pada kebenaran itu manakala ada goncangan. Hal seperti ini selalu ditemui oleh hamba-hamba Allah yang luhur, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, Idza ahabballahu ‘abdan ibdalahu, apabila Allah mencintai hambanya maka yang dikirim lebih dulu cobaannya.

(3) Musibah atau kecelakaan
Musibah atau kecelakaan murni, bukan karena kesalahan melainkan karena Allah memang menghendaki begitu. Tujuannya untuk memberi pengertian bahwa rahmat Allah itu mahal. Sebab manusia punya tabiat: ‘Yang tampak yang tidak ada, yang ada yang tidak tampak.’ Ketika kita sehat tidak tahu harga sehat. Mahalnya sehat hanya dipahami oleh orang yang sakit. Akhirnya, orang yang terkena musibah menjadi maklum bahwa manusia tidak berkuasa total atas dirinya sendiri.

(4) Istijroj
Istijroj dalam bahasa Jawa biasa diartikan penglulu, yakni adzab yang datang berbungkus nikmat. Orang minta sesuatu diberi, lantas dihancurkan melalui yang diminta itu. Orang minta kuasa diberi kekuasaan, lalu dihancurkan lewat kekuasaannya itu. Demikian juga kekayaan, status, dan semacamnya.

Istijroj  bisa terjdi karena njiyat (bahasa Jawa), bukan berdoa tapi memaksa Tuhan, dengan cara tidak halal mencapainya, juga tidak benar penggunaannya. Maka, Tuhan memberi tapi tidak ridho. Karenanya, Allah kemudian mengubah pemberian-Nya menjadi malapetaka.

          Di sini kita bisa melihat, sabar sangat fungsional dalam kehidupan. Orang jahat maupun baik, tak satu pun bisa lolos dari cobaan. Orang yang menghindar dari kesulitan akan masuk pada kesulitan baru, sehingga kesulitan harus dihadapi bukan dihindari. Karena cobaan pasti datang maka ulama mengatakan bahwa orang yang bisa sabar adalah orang yang separo sukses dalam kehidupannya, separo lagi ditempati syukur.

Sabar menghadapi goncangan pada dimensi pertama adalah orang yang digoncang tetapi tetap pada konsistensi shirotol mustaqim (jalan lurus). Jadi, konotasi sabar bukan cepat atau lambat tapi ketahanan. Dimensi kedua, sabar terhadap pendekatan kepada Allah yang biasa disebut riyadhoh, yakni proses rekayasa dan olah batin menuju Allah. Istiqomah terhadap taqarrub itulah disebut sabar karena perjalanan menuju Allah tidak mungkin tanpa godaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar