Aku berdiri di
tebing waktu yang perlahan menggelincirkan mentari dalam rengkuhan malam.
Sejumput awan yang tersisa memandang pucat pada bumi yang penat. Aku terkubur
dalam semburat serat sutera lembayung senja. Kuteriakkan lirih rasa sakitku
tercabik jarak, menghujam bayanganmu di kedalaman nadi. Angin senja mengusap
sepi rinduku.
Entri Populer
-
Oleh: Yatno Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat, pengetahuan seluk-beluk dan pergeseran arti kata, serta bagian struktur b...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah lembaga pendidikan yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Bagi ...
-
1+1=2 1+1, mudah 1+1, berapa? 1+1, contohnya 1+1, apa? 1+1, sederhana 1+1, mengapa tak bisa? 1+1, logikanya 1+1, bukan sa...
-
Sabar atau kesabaran sebagai suatu kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dijalani. Kata sabar akan selalu berkaitan dengan adanya ...
-
1. Pendahuluan Pergeseran dan pemertahanan bahasa menyangkut soal bahasa sebagai kode yang bersifat dinamis. Karena kode-kode itu tidak...
-
bulan wengi iki cahyane pecah sandhuwuring akasia pangiraku, bulan kuwi isih rembulan dhek kala sliramu ing sisihku netr...
-
ini sampai pada batas antara nurani dan kekuatan apa yang akan terjadi, apa yang akan kulakukan embun menetes tak memberi arti...
-
bunga matahari selalu menghadap ke arah matahari adakah itu kau perhatikan? bunga matahari tanpa matahari, hanya sekuntum ‘bunga’...
-
Kau adalah puisi terindah dalam hidupku. Larik-lariknya menyimpan sejuta makna yang ingin kuhayati. Bukan sekedar logika. Bukan sekedar h...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar