aku tidak tahu apa yang kauharapkan, tapi
“terimalah rangkaian melati ini
pada kelopaknya telah kubasuh dengan
tetesan embun tadi pagi”
kau memandangku
aku tak berani memandangmu
satu langkah dalam perjalanan
bertautan pada celah kehidupan
antara kau aku
dan
kau di hadapanku
aku di hadapanmu
padamu kutemukan
kekuatan lelaki
pengembara
penakluk seribu
gunung tujuh samudra
namun nadimu
berdetak gundah
ah!
menyesalkah kau
karena lukisan
jiwamu
terkungkung kabut malam?
tapi,
“terimalah bunga
ini,
rangkaian sukma
bertali kasih putihku
biarkan roda
bergulir
bila diri
terlindas, tak usah menjerit
sebab di situlah
nafas kehidupan dalam genggaman.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar