Entri Populer

Minggu, 25 September 2011

DE-JAVU


Malam ini aku adalah asap putih yang diam-diam masuk celah atap rumahmu. Perlahan kubuka pintu kamarmu. Kudekati ranjangmu. Aku tahu kau pura-pura tidur tapi menanti. Kau Adam yang menunggu Hawa. Lalu, aku menyusup dalam selimutmu. Kujamah nakal tubuh laki-lakimu, kau pagut aku. Desah nafasmu membakar pori-pori di tiap lekukku.

Rembulan telanjang berbaring di atas daun bambu. Hiraukan senandung angin malam yang mengusik tangis bayi yang kehausan karena tetek sang ibu sedang dipinjam bapak. Sesaat kutahan jalannya waktu.

Tapi, akhirnya kusaksikan kaki malam tak mampu lagi menahan bergulirnya embun jatuh di atas pelepah pisang. Kuusap lembut matamu yang terpejam. Kebersamaan ini hanyalah senandung mimpi yang terbungkus fatamorgana. Gelapnya malam adalah sembilu hati yang menyerpih luka.

Kepak jiwaku kembali meniti serat-serat kabut dini hari. Bila malam esok kau jumpai kunang-kunang di kebun, pada kerlip sinarnya telah kutitipkan sekuntum rindu, biarlah cinta memilih jalannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar