Daun-daun terkapar
kekuningan,
Bunga mawar menggigil kedinginan,
Tergores koyak rangkaian kelopak mekar,
Gemerisik angin memerihkan
sukma yang nanar,
Patahkan ranting-ranting
harapan satu demi satu
Bibirmu pun terkatup
kelu merasai bekunya hati,
Jiwamu tanpa rasa, senyummu
hampa,
Tatkala tangismu mengurai
sepi, air matamu menjadi mahkota tepian duka,
Wahai sang Pujangga
Semeru, kenapa kau biarkan hatimu membongkah batu?
Petiklah dawai kecapimu,
Iringi senandung prenjak
menyambut fajar pagi,
Aku tahu
ceruk hatimu memendam serpihan kaca retak,
Tapi, biarkan
benang-benang sutera embun pagi merajut luka hati abadimu,
Lanjutkan hidupmu,
Kau kuat menghadapi
tiupan badai,
Kau adalah Icarus yang tetap terbang dengan sayap
lilin melelehmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar